Selain itu, Angkor menjadi semakin popular karena menjadi tempat shooting film Tomb Rider yang diperankan oleh Angelina Jolie. Masih ingat dengan candi yang terikat dengan pohon dan akarnya dalam film, itu menjadi salah satu tempat paling popular buat foto bagi para turis. Semua itu mengakibatkan Siem Reap semakin dilirik. Jadi lengkap sudah semua euforia di sini. Mari ikuti perjalanan EHS.
Rabu, 30 Juli 2014. Phnom Penh - Siem Reap.
EHS dari Phnom Penh menuju Siem Reap menggunakan hotel bus. Masih ingat dengan kecelakaan yang dialami bus ini, ban bus ini terjebak dalam tanah gembur. Sehingga jadwal sampai di Siem Reap pun molor dari jam 6 pagi menjadi jam 10 pagi. Bus kalau dibawah jam 6 boleh masuk ke dalam kota. Tetapi kalau di atas itu, harus parkir di pinggir kota. Dari pangkalan bus di pinggir kota, kita dapat menggunakan tuk-tuk untuk menuju ke penginapan. Ongkos tuk-tuk sudah ditentukan USD 2/orang biar jauh dekat selama di dalam kota Siem Reap. Jadi kita tidak dapat menawar, maupun share dengan orang lain, karena tarifnya per orang.
Setelah sampai di hostel, EHS pergi bersama dengan 2 teman baru EHS dari hotel bus untuk makan. Setelah itu berpisah karena tujuan mereka langsung ke Angkor, sedangkan jadwal EHS ke Angkor keesokan harinya karena sudah janji dengan teman EHS yang sehostel di Phnom Penh. Salut untuk teman EHS, karena mereka ke Angkor naik sepeda. Banyak juga sih turis yang menyewa sepeda untuk ke Angkor. Kalau EHS punya waktu banyak pun pasti juga mencoba hal itu *alasan saja* *padahal malas*
Sebenarnya EHS sudah memiliki jadwal yang karena terlambat datang, maka banyak yang terlewati. Tetapi EHS akan tetap bahas satu per satu.
Phsar Chas ini merupakan Central Market. Jadi di pasar ini menjual barang-barang seperti pasar pada umumnya. EHS juga tidak tahu dari mana asalnya, tetapi EHS sangat suka mengunjungi pasar untuk melihat kehidupan orang lokal dan menemukan makanan yang biasa dimakan orang lokal. Sayangnya EHS melewatkan hal ini.
Silk Farm
EHS juga menyukai segala sesuatu yang berhubungan dengan hewan (selama bukan kecoak) dan juga EHS suka mempelajari proses produksi. Makanya walaupun silk farm ini bukan tujuan utama turis, EHS tetap memasukkan ini ke dalam list yang dikunjungi EHS. Artisan d'Angkor merupakan toko cendera mata yang lumayan terkenal dan buatannya bagus. Dia juga menjual sutra yang diproduksi sendiri dari silk farm-nya. Dan bagusnya lagi, kita dapat mengunjungi silk farm secara gratis, tetapi disarankan untuk memberikan tips (USD 2) untuk guide yang mendampingi dan menjelaskan segala sesuatunya kepada kita. Kita dapat melihat peternakan ulat sutra dan proses pembuatannya sampai menjadi sutra yang siap pakai. Sayangnya EHS juga melewatkan yang ini juga.
Karena berada di pinggir kota, maka cara menuju kesini dengan menggunakan tuk-tuk atau motodop. Tetapi di outlet Artisan d'Angkor yang berada di dekat pusat keramaian menyediakan shuttle gratis untuk jam-jam tertentu.
Angkor National Museum