Traveling. Kata itu pada waktu dulu hanya berupa harapan, keinginan dan cita-cita. Sampai pada suatu kali EHS dipertemukan dengan AirAsia. Dan dari situlah AirAsia membuat kesalahan-kesalahan dalam kehidupanku. EHS akan membahas 6 kesalahan yang dilakukan AirAsia dalam hidup EHS dan merubah hidup EHS.
1. Menjadi candu
Pertama kali EHS pergi ke luar negri itu ke Singapura dan Malaysia bersama keluarga EHS pada awal tahun 2011. Dan itu permulaan EHS menjadi kecanduan berpergian. EHS bakal mencari-cari kesempatan untuk pergi, baik itu dalam negri maupun luar negri. Semua salah siapa? Salahkan AirAsia.
2. Menjadi hemat
Karena tergiur banyaknya promo dari AirAsia, setelah kepergian pertama ke luar negri bersama keluarga, maka EHS memutuskan untuk mencoba solo traveling ke Thailand, Malaysia dan Singapura. Dengan keterbatasan dana, maka EHS harus pintar-pintar mengatur keuangan. Membandingkan moda transportasi yang satu dengan yang lainnya dengan mempertimbangkan waktu, tenaga dan dananya. Sebagai contoh, Waktu itu EHS akan melakukan perjalanan dari Bangkok menuju ke Phuket. Ada dua pilihan transportasi yang EHS pertimbangkan, antara naik bus dengan harga THB 650 selama 13 jam, dan naik pesawat yang kebetulan dengan AirAsia dengan harga THB 654.90 dan hanya selama 1 jam 20 menit. Ya jelas AirAsia yang bakalan dipilih. Semua salah siapa? Salahkan AirAsia.
3. Menjadi guide
Karena EHS lebih banyak pengalaman traveling ke luar negri, maka keluarga EHS banyak yang menjadikan EHS guide selama berpergian. Menjadi guide bagi keluarga itu ada senangnya juga ada susahnya. Susahnya karena namanya keluarga, kadang lebih susah diatur dari pada dengan orang lain. Kalau senangnya karena EHS bisa ikut andil menyenangkan orang tua, nenek dan keluarga EHS yang lain. Bisa dibilang efeknya sangat baik. Dan karena banyak kali menjadi guide buat keluarga, maka EHS menjadi lebih bertanggung jawab terhadap waktu, berani mengambil kesempatan, menjadi pengambil keputusan dan menjadi terbuka dengan orang lain. Semua salah siapa? Salahkan AirAsia.
4. Menjadi pelit
Karena sudah kecanduan traveling sampai pada tahap overdosis, maka EHS akan memilih untuk sangat berhati-hati dalam menggunakan uang dalam kehidupan sehari-hari EHS. EHS bukan berasal dari keluarga kaya raya, melainkan dari keluarga yang cukup. EHS harus menyisihkan uang EHS agar dapat digunakan untuk traveling. Maka dari itu EHS membatasi diri dari belanja barang yang ga penting, menjadi hanya belanja barang-barang yang sesuai kebutuhan. Selain itu, EHS juga mempunyai tabungan khusus untuk traveling. Jadi bisa dibilang EHS jadi pelit baik buat EHS sendiri. Semua salah siapa? Salahkan AirAsia.
5. Mempunyai banyak teman
Karena gaya traveling EHS jenisnya berbiaya rendah, maka EHS memilih untuk tinggal di guesthouse ataupun hostel yang lebih murah biayanya. Seringnya, EHS tidur dengan banyak orang tidak dikenal dengan tempat tidur bersusun. Tetapi hal itu yang menjadikan EHS mempunyai banyak teman. Karena kita biasanya sama-sama sendirian, maka kita akan berusaha bersosialisasi dengan sesama penghuni hostel. Kita juga tetap harus berhati-hati dalam memilih teman. Selama ini EHS bertemu banyak orang. Kadang menjengkelkan, kadang menyenangkan dan kadang ada yang sangat menyenangkan sehingga kita masih ingin tetap berhubungan walaupun kita sudah berpisah kembali ke negara masing-masing. Semua itu menambah rasa bersyukur kepada sang pencipta karena walaupun kita sendirian di tempat asing, sang pecipta masih ingin menemani kita dengan mengirimkan malaikat-malaikatnya. Terima kasih Tuhan.
6. Menjadi kurus
Poin terakhir ini merupakan poin ultimatum buat EHS. Sebelumnya, EHS ini sangat gendut, berat, malas, bau dan menjijikan hahaha .. Untuk bukti bisa dilihat dibawah ini, karena katanya NO PIC = HOAX.
Karena EHS gaya travelingnya berbiaya rendah, EHS mesti pintar-pintar mengakali bagaimana agar EHS mendapat hal yang banyak dengan membuang uang sedikit. Maka EHS mulai mengelompokkan di peta daerah-daerah yang dapat didatangi dengan berjalan kaki sekaligus, sehingga kita tidak sering-sering mengeluarkan uang untuk transportasi umum. Hasilnya, karena banyak jalan kaki, maka cadangan makanan yang EHS sudah timbun sedari kecil untuk berjaga-jaga kalau ada masa kelaparan menguap begitu saja. Antara benci tapi rindu, marah tapi juga senang, akhirnya EHS belajar bersyukur saja (bohong ini, sebetulnya senangnya bukan main hahaha ..). Untuk bukti bisa dilihat dibawah ini, karena katanya NO PIC = HOAX
Setelah enam poin sudah EHS jelaskan panjang lebar, jadi sekarang kalian sudah tahu kan kesalahan AirAsia dalam hidupku? Tetapi EHS sangat berterima kasih buat AirAsia karena membuat kesalahan yang mendatangkan nikmat buat EHS sendiri. EHS masih berharap AirAsia masih membuat kesalahan-kesalahan dalam hidup EHS. Jadi para Sahabat EHSNOUTA, EHS juga berharap agar para Sahabat EHS belajar dari kesalahan-kesalahan juga seperti EHS. Dan berubah menjadi maju. I love you AirAsia. Semoga semakin promo, harganya semakin murah hehehe ..
yang sama woody itu buntel banget ko.. HAHAAHAH.. tapi hebat ih bisa sampe kurus gitu *termotipasi*
ReplyDeletepokoknya semua mah salah air asia yaaaa
Wkwkwkwk .. "Buntel banget" kata-kata yang sangat menyakitkan hahaha .. Ayo semangat dietnya .. #SemuaSalahAirAsia
Deleteasyik banget ya....
ReplyDeleteAir Asia kata banyak orang emang membantu traveling ke berbagai tempat...
Nunggu resmi dulu ah hubungan sama my lovely, baru jalan2....
:)
Ngapain tunggu resmi, semua bisa dimulai sejak dini hahaha .. Kadang pergi sendirian pun kita bisa ga sendirian. Ada aja yang nemenin hahaha .. (Maap jadi fokusnya ke yang lainnya hahaha)
Delete