Seoul - Jeonju - Seoul. Rabu, 10 Oktober 2012.
Pagi hari ini setelah sarapan, saya bersama dua teman di guest house pergi bersama ke Jeonju naik bus gratis dari Visit Korea Year. Hal ini tidak direncanakan karena kita baru saja kenal tetapi jadwal hari ini kebetulan sama. Senang sekali rasanya mempunyai teman selama perjalanan. Dari guest house kita pergi dengan subway ke Gwanghwamun. Kita berkumpul di depan Donghwa Duty Free. Jam 8 tepat kita berangkat. Ada perhentian sekali untuk yang perlu ke toilet. Begini perhentiannya.
Pada pukul 11.00 kita tiba di Jeonju. Tujuan utama di Jeonju adalah mengunjungi Jeonju Hanok Village. Jeonju Hanok Village adalah perkampungan yang masih dipertahankan rumah tradisionalnya yang dinamakan hanok. Sebetulnya hanok ini bukan dari masa lalu semua, tetapi ada yang modern. Tetapi semua masih berupa rumah tradisional. Dari parkir area kita dijelaskan mengenai rute yang sebaiknya diambil dan apa saja yang layak untuk dilihat. Dan ini adalah foto-fotonya.
Toilet Prianya lucu |
Di Jeonju ini banyak terdapat cafe-cafe yang modern tetapi tetap menggunakan hanok. Salah satu cafe yang terdapat di Jeonju. Berupa Hanok juga.
Setelah itu kita jalan lagi menuju Jeongdong Cathedral. Jeongdong Cathedral dipakai oleh penyanyi Tae Yang anggota Big Bang waktu mengeluarkan single Wedding Dress. Dan beginilah penampakannya.
Di sebelah Jeongdong Cathedral terdapat Pungnamun Gate. Ini merupakan satu-satunya gerbang yang tersisa di Jeonju. Dan beginilah penampakannya.
Jeonju juga terkenal sebagai tempat asal makanan Korea Bimbimbap. Jadi kita selama di Jeonju harus setidaknya mencicipi Jeonju Bimbimbap ini. Kami makan di salah satu restaurant yang sudah terkenal sejak lama. Pada saat saya pergi harga Jeonju Bimbimbap ini KRW 12,000. Sayangnya saya tidak sempat foto karena sudah sangat kelaparan hahaha.
Setelah waktu menunjukkan pukul 04.00, kita kembali menuju parking area tempat kita tadi turun. Jam 05.00 kita berangkat menuju Seoul.
Kami sampai di Seoul pada jam 19.00. Dan kami memutuskan untuk berpisah. Kedua teman saya pulang ke guest house karena kecapekan, sedangkan saya melanjutkan dengan mengikuti City Night Tour. Dengan membayar KRW 10,000 saya naik yang double decker bus. Mengelilingi jembatan-jembatan yang ada di Seoul. Tujuan utama saya ikut city night tour yang mahal ini adalah karena kita bisa melihat Banpo Bridge yang terkenal sebagai Rainbow Bridge. Banpo Bridge pada jam-jam tertentu akan mengeluarkan waterfall dengan disertai lampu-lampu yang membuat jembatan ini seperti pelangi. Tetapi sangat disayangkan, hal itu tidak saya dapatkan. Entah karena jamnya sudah lewat atau karena bus tidak melewati itu.
Setelah itu balik ke guest house. Malam ini adalah malam terakhir di Hongdae Guest House karena besok paginya saya akan berangkat ke Sokcho. Malam ini kita janjian keluar bersama dua teman sekamar yang satu dari Jakarta, Indonesia yang satunya lagi dari Taipei, Taiwan. Dan kami menutup malam ini dengan sangat menyenangkan.
Seoul - Sokcho. Kamis, 11 Oktober 2012.
Hari ini merupakan keberangkatan saya ke Sokcho. Setelah makan pagi, saya menaiki subway menuju Nambu Bus Terminal. Saya sengaja memilih naik bus intercity bukan yang express karena terminal intercity dengan The House Hostel tempat saya menginap di Sokcho sangat dekat. Sedang Express Bus Terminal harus menggunakan taxi untuk ke hostel. Tetapi karena kesalahan saya sendiri, ternyata bus intercity ke Sokcho bukan dari Nambu. Tetapi dari Dong Seoul Bus Terminal. Dan subway terdekat dengan terminal adalah Gangbyeon Station, Subway Line 2. Akhirnya dari pada membuang waktu lagi untuk ke Gangbyeon, akhirnya naik Express Bus dari Express Bus Terminal. Harga tiket Express Bus Seoul ke Sokcho adalah KRW 17,000. Dan lama perjalanannya kurang lebih 3 jam.
Setelah sampai di Sokcho, saya menaiki taxi menuju The House Hostel. Tidak terlalu mahal KRW 5,000. Setelah itu saya harus menunggu, karena pemilik penginapannya lagi keluar belanja. Saya harus menunggu. Rencananya hari ini akan langsung naik ke Mt. Seorak. Tetapi tidak jadi karena sangat mepet waktunya. Akhirnya saya habiskan waktu mengelilingi Rodeo Street dan menyebrang ke Abai Village. Sebelumnya saya makan Jjajangmyeon, mie dengan saus dari kedelai hitam. Sangat enak, dekat dengan hostel, harganya KRW 4,500. Sayangnya saya lupa mengabadikan gambarnya. Ini penampakan dari Rodeo Street dan Abai Village.
Rodeo Street merupakan jalan yang paling terkenal di Sokcho, dimana di tepi jalannya merupakan toko-toko dengan merk-merk yang bervariasi dari yang sedang sampai yang mahal. Sayangnya Sokcho bukan merupakan tempat yang ramai seperti Seoul.
Perahu yang menyebrangkan kita dari Rodeo Street ke Abai Village. Caranya dengan menarik tali yang direntangkan dari sisi sungai yang satu ke sisi sungai yang lainnya. Para pria diharapkan membantu tukang perahu untuk menarik tali agar lebih cepat.
Pintu masuk Abai Village. Ada spanduk dengan artis Song Hye Kyo. Dia adalah salah satu alasan saya menyukai Korea Selatan. Saya suka sekali dengan Song Hye Kyo. Dan Abai Village adalah lokasi yang dipakai syuting film Autumn In My Heart (di Indonesia terkenal dengan judul Endless Love) yang dibintangi oleh Song Hye Kyo ini.
Perkampungan yang ada di Abai Village. Abai Village sangat kecil lokasinya. Bisa ditempuh hanya 5 menit untuk me ngelilinginya.
Ini adalah Fish Market. Pasar ikan ini berada di sebelah Rodeo Street. Dikelola dengan baik dengan banyaknya lampu. Tetapi yang namanya pasar ikan baunya akan tetap amis hahaha.
No comments:
Post a Comment