Mandalay ini merupakan kota terbesar kedua di Myanmar, pernah
menjadi ibu kota Myanmar dan merupakan kota kerajaan terakhir di Myanmar. Secara
umum, menjelajah Mandalay ini dapat dibedakan menjadi 2, yaitu city tour dan ancient
city tour. Jadi minimal kita harus meluangkan waktu 2 hari penuh untuk
menikmati keindahan kota Mandalay. Kali ini EHS akan membahas untuk city
tour-nya terlebih dahulu dan ancient city tour untuk postingan berikutnya.
Untuk melakukan city tour ini, EHS memakai tour yang
disediakan penginapan EHS, bukan tour yang sebenarnya sih, karena kita hanya
diajak keliling dengan sepeda motor. Bisa dikatakan sewa ojek seharian dengan
guide yang cukup ok. Untuk city tour, EHS perlu mengeluarkan biaya sebesar MMK
8000. Ditambah biaya untuk masuk Mandalay zone fee MMK 10000 yang akan
digunakan untuk masuk temple di Mandalay dan di kota sekitar (ancient city
tour). Jadi kita harus menyimpan baik-baik tiketnya, karena akan digunakan
untuk 2 hari. Selanjutnya mari kita membahas city tour di Mandalay.
Royal Palace
Mandalay Royal Palace merupakan kerajaan terakhir di
Myanmar. Untuk lebih jelas mengenai sejarahnya dapat dilihat di Wikipedia (https://en.wikipedia.org/wiki/Mandalay_Palace).
Walaupun kalah jauh bagusnya dengan grand palace di Bangkok, tetapi setidaknya
bangunannya masih utuh dengan fungsi-fungsinya masing-masing. Dan kerennya
royal palace ini dikelilingi dengan tembok yang tebal seperti benteng dan
diluarnya dibangun kanal yang lumayan luas (andai saja diisi buaya dan piranha
pasti jadi lebih keren lagi) dan ada 4 jembatan di utara, selatan, barat, timur
untuk perlindungan yang lebih maksimal.
Kanal besar menuju istana |
Golden Palace Monastery (Shwenandaw Kyaung)
Golden Palace Monastery ini merupakan istana kecil yang
dibangun dengan menggunakan kayu jati dan dilapisi dengan emas. Sayangnya
sekarang emasnya sudah sangat jauh hilang, sehingga tersisa kayu jati dengan
sedikit guratan emas. Konon katanya, istana kecil ini dihantui oleh pendirinya.
Makanya waktu EHS kesana terasa ga enak, dan kadang bulu kuduk EHS berdiri
ketika lewat di beberapa tempat. Lagian, pencahayaannya sangat kurang, terkesan
gelap, sehingga menambah seram suasana.
Atumashi Kyaung
Temple yang berwarna putih dan megah. Tidak ada yang terlalu
istimewa selain kemegahannya.
Kuthodaw Paya
Kuil ini terkenal dengan World’s Largest Book. Maksudnya
adalah di dalam kuil ini, dibangun gua-gua kecil yang berisi batu besar yang
diukir dengan 2 naskah dari kitab Tripitaka. Sehingga menjadikannya buku
terbesar didunia.
Bedak thanaka |
Bedak thanaka |
Sandamuni Pagoda
Sandamuni Pagoda ini berisi patung Buddha yang terbuat dari
besi (banyak yang menuliskan largest iron Buddha, tetapi EHS tidak tau secara
tepat apa ini iron Buddha terbesar didunia, karena keterangannya kurang jelas).
Tetapi sayangnya kita tidak dapat masuk ke dalam stupa besar.
Mandalay Hill
Mandalay Hill ini merupakan bukit yang diatasnya didirikan
kuil dan dari sana kita dapat melihat kota Mandalay dari atas, dan merupakan
tempat paling bagus untuk melihat matahari terbenam. Sayangnya untuk ke naik ke
Mandalay Hill ini, kita perlu menaiki 1729 anak tangga. Dan beruntungnya EHS
karena naik ojek, dan bisa langsung diantar menuju ke atas dengan naik sepeda
motor melalui jalan raya, sehingga tidak perlu naik tangga yang sampai ribuan
itu.
Kyauktawgyi Paya
Temple ini sebelumnya tidak termasuk dalam tour ojek a.k.a
city tour. Tetapi karena setelah malam hari sepulang dari Mandalay Hill, temple
ini dihiasi dengan lampu-lampu dan temple ini memiliki banyak ornament kaca,
sehingga tampak berpendar terang. Terus ojeknya menawarkan apakah mau untuk
mampir, dan tentu saja ok, lagian EHS juga sudah ga ada kerjaan di penginapan
hehehe ..
tempatnya benar-benar sangat luas..
ReplyDelete