Monday, September 8, 2014

Cambodia 2014: Angkor Archeological Park

Kamis, 31 Juli 2014.

Akhirnya sampai juga di puncak acara yang ada di Cambodia. Angkor Archeological Park ini merupakan suatu lahan (yang sangat luas) yang berisi kumpulan candi-candi. Karena sangat luas, EHS sampai tidak dapat menjamah semuanya. Ada berbagai macam cara untuk menuju kesini, naik sepeda (rental sepeda USD 2/hari), menyewa motodop (ojek) seharian USD 10-15, menyewa tuk-tuk seharian USD 15-20 (tuk-tuk bisa ditumpangi sampai 3 orang, jadi biaya juga dibagi 3), dan yang terakhir yang EHS pilih adalah menggunakan tour lokal USD 13. Dengan tour lokal, kita bergabung dengan orang lain dan dijemput dengan minivan dengan AC dan diberi aqua 1 orang 1 botol. Kalau untuk pertama kali kesini, akan sangat membingungkan kalau tidak memakai guide. Terkadang sopir tuk-tuk juga memberi penjelaskan kepada customernya. Tetapi pasti ada perbedaan yang besar antara guide bersertifikasi dan sopir tuk-tuk. Jadi, EHS memilih yang terbaik. Jika nanti diberi kesempatan yang lain, setidaknya EHS sudah memiliki bekal dari guide profesional.

Untuk masuk ke kompleks candi, kita akan berhenti di sebuah bangunan untuk membayar tiket masuk dan berfoto. Tiket masuk kita nanti bakal ada foto kita. Tiket tersebut jangan sampai hilang, karena disetiap pintu masuk candi bakal diperiksa. Untuk tiket masuknya sehari (one day pass) USD 20, tiga hari (three day pass) USD 40, seminggu (one week pass) USD 60. Cukup mahal memang, tetapi sebanding dengan kemegahannya.


Jika kita menggunakan tour lokal, kita tidak dibawa ke semua candi. Tetapi hanya dibawa ke candi-candi yang terkenal saja. Setelah itu sampailah kita di pintu masuk komplek Angkor.




Dibawah ini adalah Angkor Wat. Negara ini sangat mencintai candi ini, sampai-sampai candi ini digunakan dalam benderanya.









Setelah dari Angkor Wat, kita kembali ke mobil dan mampir ke sebuah restaurant. Harga makanannya sekitar USD 6-8. Kata guidenya kita bakal di diskon USD 1 karena sudah bekerja sama. Untuk makanannya sih sebetulnya lumayan enak. Tetapi karena kasirnya pura-pura bego, atau hilang ingatan sejenak, atau idiot 5 menit, kita tidak diberi diskon. Akhirnya setelah berdebat ringan, kita melakukan apa kata orang Jawa, "Seng waras ngalah." Tetapi ternyata peserta terakhir tetap ngotot minta diskon akhirnya dikasih hahaha .. Mungkin batin dia juga berkata "tinggal satu saja gapapa deh, ngalah." hahaha ..

Setelah makan, energi sudah terisi, dolar melayang, emosi terkuras karena ga diberi diskon, kita melanjutkan perjalanan menuju Ta Prohm. Banyak yang menyebut Tomb Rider Temple, karena memang benar temple ini digunakan untuk shooting film tersebut. Ingat adegan dimana Lara Croft mencari jalan lain dan bertemu gadis misterius dengan bunga dan kuil dengan akar-akarnya yang menggelegar. Kuil ini merupakan favorite EHS. Karena EHS bisa tambah kagum dengan ciptaan Tuhan yang bernama tumbuhan yang dapat tumbuh ditengah bangunan dan bahkan sekarang menjadi pondasi dari bangunan tersebut.








1 ruangan hampir selesai direnovasi




Hii siapa itu yang dari tadi ngintip






Kita dapat melihat bahwa banyak sekali yang sudah runtuh, dan UNESCO pun sedang berusaha merenovasinya. Tetapi itu tidak gampang. Menyelesaikan 1 ruangan saja butuh waktu puluhan tahun. Jadi selagi masih ada waktu, EHS sempatkan kesini.

Selanjutnya, kita ke Baphuon. Satu-satunya hal spesial dari tempat ini adalah candi dengan menara tertinggi. Bahkan tour guidenya pun malas untuk mengantar kita dan hanya menunggu dibawah hahaha ..







Setelah itu kita ke Bayon, candi dengan banyak patung wajah. Lucu juga tingkah polah para turis yang mencari angle yang pas agar fotonya terlihat seperti mencium patung itu. Kalau EHS sih anti mainstream.




Setelah dari kuil seribu wajah, kita menuju Phnom Bakheng. Kuil ini letaknya tertinggi dari yang lain. Sehingga sangat bagus untuk melihat matahari terbenam. Selain itu kita dapat melihat Angkor Wat dari atas. Panorama ini juga dimunculkan di film Tomb Rider. Jadi, syarat sebelum kesini, tonton Tomb Rider. Sayang kamera EHS kurang canggih, jadi Angkor Wat nya hanya terlihat kecil. Siapa yang mau nyumbang EHS kamera????



Dan akhirnya selesai sudah perjalananku mengarungi Cambodia. Mendapat teman, mendapat kenangan, berpisah, dan bersiap memulai babak baru perjalanan yang lain.




< Prev

12 comments:

  1. Salam kenal, saya Stephanie dari kota Tangerang. Saya tadi lagi browsing tentang wisata di Cambodia dan saya diarahkan oleh Mbah Google ke blog ini hehehe. Saya pun akhirnya baca beberapa post yang lain di blog ini. Post-nya sangat menarik dan bahasa yang digunakan juga mudah dimengerti.Mohon terus lanjutkan menulis post-post yang menarik dan penuh dengan wawasan seperti ini. Tuhan memberkati. ^_^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Huuuaaaaaaa ... Komentarnya membuatku terharu hahaha .. Thank you ya sudah berkunjung. EHS usahakan bakal terus traveling dan menulis .. Semangat!!

      Delete
  2. Wahh ini baru bagus-bagus nihh do...jadi kepengen kesini. *ngumpulin USD dulu dahh...itu kok jadinya mahal2 ya? Hiks

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya memang highlight semua di Cambodia ya ini. Jadi ya yang palng bagus ya ini hahaha .. Bener mamie, kalo dihitung-hitung, jatuhnya semua kok jadi lumayan mahal. Maklum saja daerah ini jadi daerah yang sudah sangat touristy.

      Delete
  3. Kl dr dpn viewnya mirip prambanan ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, mirip memang. Mungkin karena sama-sama candi Hindunya. Dan karena Cambodia dan Jawa kan termasuk satu area, makanya banyak terdapat kesamaan.

      Delete
  4. Duh pengen ke sini belum kesampean dari dulu X)))

    ReplyDelete
    Replies
    1. Duh, cepetan gih berangkat .. Mumpung masih berdiri (apanya?) .. hehehe ..

      Delete
  5. Mantaapp banget blognya.. terinci dan bahasanya mudah di pahami. ga bikin mata pusing buat baca blog sebelah yang puanjang tapi ga jelas hehehe.. saya rencana 4-nov ini ke cambdia. tiket ckg-kl-pp sudah di booked. rencana cuma menginap semalam di phnom phen lalu melanjutkan siem reap dengan sleeper bus. dan menginap 3 malam di siem reap lalu melanjutkan perjalan ke bkk dan pulang ke jkt melalui jalur darat seperti phuket-krabi-penang-kl-jb-sing-jkt. hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah .. Satu lagi komentar yang sangat menyemangati EHS nih .. Thank you my little dear Rasya. Sebetulnya EHS iri sama orang-orang yang bisa libur panjang sampai bisa overland kaya kamu. Waktu EHS selalu terbatas, karena tuntutan pekerjaan. Semangat berpetualang ;p !!

      Delete
  6. belajar bahasa khmer ga mas??soalnya kan kal di thai kebanyakan yg ga bisa b.ingg dan msh menggunakan phasa thai. bagaimana kalo di cambo?

    ReplyDelete
    Replies
    1. EHS hanya bisa bahasa Indonesia, Jawa (ngoko), dan Inggris (cukup untuk mendengar dan didengar). Memang kadang ada kendala bahasa, tetapi sejauh ini masih oke. Dan menurut EHS, mereka lumayan bisa bahasa inggris kok, baik Thai maupun Cambodia, terutama di daerah turis.

      Delete