Sunday, January 25, 2015

Trauma Pesawat

(Ini hanya seklumit curhat EHS)

Jatuhnya pesawat AirAsia QZ 8501 meninggalkan banyak luka dan juga trauma. Beberapa hari yang lalu, EHS beserta keluarga akan pergi ke Singapore dengan pesawat yang sama QZ 8501. Tapi berhubung terjadi peristiwa itu, maka rute Surabaya - Singapore saat ini diberhentikan. Akhirnya EHS ditawari untuk ganti penerbangan menjadi Surabaya - Jakarta, Jakarta - Singapore. Begitu pula dengan penerbangan baliknya.

Ternyata, walaupun sudah lewat beberapa hari, trauma itu masih ada. Jadi waktu penerbangan Surabaya - Jakarta, ditengah-tengah jalan, langit terlihat menggelap. Saat EHS melihat ke jendela, ternyata ada awan hitam, walaupun masih tipis dan masih dibilang wajar. Jaman dulu EHS bakal tidak merasa apa-apa, tapi sekarang ada turbulence sedikit saja takutnya jadi memuncak. Maklum, setelah tragedi itu, ini pertama kalinya EHS naik pesawat, AirAsia lagi, rute seharusnya juga sama lagi. Dan ternyata bukan EHS saja. Seluruh isi pesawat, yang tadinya masih banyak orang ngerumpi, anak kecil menangis, semua tiba-tiba hening waktu turbulence. Anak kecil yang menangis saja tiba-tiba berhenti. Sunyi senyap, itu tambah membuat suasana sangat mencekam. Apalagi tiba-tiba ada pengumuman dari pilot kalau kita harus mengenakan sabuk pengaman, dan pemberitahuan kalau kita memasuki cuaca yang buruk. Semua tertunduk dan menutup mata. Padahal cuaca buruknya tidak parah, hanya awan hitam yang masih bisa dibilang tipis. Tapi rasa traumalah yang membesar-besarkannya. Sejenak kemudian, setelah melewati sedikit awan hitam, perjalanan berjalan dengan mulus sampai Jakarta dengan selamat. Begitu juga penerbangan berikutnya Jakarta - Singapore, Maupun rute pulangnya juga tidak terjadi sesuatu hal apapun.

Memang trauma itu masih ada. Tetapi kalau kita dikalahkan trauma, maka kita akan terus takut untuk terbang dan melihat dunia. Jangan takut naik pesawat. EHS percaya dengan adanya peristiwa itu, menjadi pembelajaran untuk para maskapai penerbangan untuk benar-benar memperhatikan keselamatan. Saran EHS, hidup mati itu ditangan Tuhan. Semua ada waktunya. Jadi yang harus kita lakukan, jangan pernah berhenti traveling karena trauma. Dan dekatkan dirimu sedekat-dekatnya dengan Tuhan. Tuhan memberkatimu. 

4 comments:

  1. Iyahh benerrr do....gua juga jadi lebih takut naek pesawat ....soalnya abis kejadian AA itu cuacanya juga memburuk, hujan angin dimana2. Jadi mau kemanapun naek pesawat udah ngeri. Cuma bisa berdoa aja dehh....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener kan mamie, bahkan sebelumnya penerbangan EHS itu juga sama, QZ 8501. Mama EHS sudah ingin dibatalkan saja ke Singapore nya. Tapi EHS bilang gpp. Padahal akhirnya dia tertidur waktu turbulence. Jadi dia ga tau apa-apa sampai Jakarta. Ya mungkin itu sama Tuhan diatur ketiduran supaya ga ketakutan hahaha ..

      Delete
  2. Setuju EHS... TK jujur juga agak parno naik pesawat karena kejadian duka air asia itu... kemarin TK pas ke Hongkong juga deg-degan banget selama di atas... ada trubulance langsung pegangan kenceng dan mulai doa... karena memang kita gak bisa prediksi apa yang akan terjadi di atas sana... tapi karena itu juga kita seharusnya lebih percaya sama Rencana Tuhan.. karena in the end yah itu... hidup mati di tangan Tuhan..

    good share bro!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setuju mas bro hahaha .. Kapan nih kita traveling bareng hahaha .. Tapi semoga cuacanya bagus, jadi kita berdua ga parno hahaha ..

      Delete